Langsung ke konten utama

Postingan

Hidup itu seperti lagu, yang tinggi rendah nadanya sudah diatur oleh Sang Komposer.

Halo blog yang usang, beruntung saya masih menemukan beberapa hal disini. 1:04 AM 14/10/14: Intro 1 - Buka Semangat Baru Ditengah kebingungan melanjutkan nada-nada (yang menurutku) indah untuk didengar... 8:38 PM 16/10/14: Intro 2 - Port Blue, Silver Blueberry Setelah menikmati berbagai macam obrolan mengenai kehidupan di kampus, semakin kita sadar, bahwa kita tidak mungkin selamanya hidup di sini. 8:38 PM 16/10/14: Verse - Bondan ft. Fade2Black, Kita Selamanya Kumulai beberapa kisah yang mungkin memilukan hati, namun inilah kehidupan, dimana kebahagiaan adalah sebuah sikap yang harus kita ambil untuk tetap semangat melangkah menjalani hidup. Dalam kehidupan, adalah sebuah kemakluman, di setiap kita melangkah, akan banyak meninggalkan jejak langkah, yang tak mungkin senada, sewarna, maupun serupa. Dan semuanya itu akan selalu mendentingkan nada-nada indah untuk mengiringi langkah seorang manusia.  Saat-saat dimana kita kehabisan desah nafas kita
Postingan terbaru

Gagal Paham..

Monsieur, comprenez-vous? post ini gue tulis sembari mengikuti sebuah mata kuliah di kampus gue. Gambaran jelas mata kuliah itu sebenernya udah terwakilin sama rage comics  diatas. Gue punya dosen otentik  yang tiap kali ngajar, dia lebih suka menghadap ke laptopnya daripada menatap mahasiswanya. Sekian postingan saya.

Good Ol' Days

Heh? kedengeran seperti judul lagunya the Script yah? bukan-bukan gitu maksudnya.. kadang orang bilang jaman dulu itu lebih buruk dari jaman sekarang, tapi kadang juga orang yang beranggapan kalau jaman dulu itu ada hal yang baik yang tersisa. nah gitu maksudnya sih menurutku ( paragraf diatas kutulis sambil ikutan rapat, maap kalo berantakan, Okesip ) Tulisan gue dibawah ini sebenernya curahan hati gue, gara-gara gue kehilangan satu bulu hidung gue yang mecungul  keluar.   Bukan ding! Melihat tulisan di blog sohib gue , gue jadi terpaksa terjun ke masa-masa culun gue, pake baju putih biru, saking culunnya sampe bangga liat tukang siomay depan sekolah udah pada pake hape, nahloh! bentar ya gue minum dari botol merk Google dulu ( gapenting, baru dapet hadiah soalnya ) Sebenernya kurang tulisan google di belakangnya,  punya gue yang biru (gapenting) Yuk lanjyuuuut Kalo sohib gue nyeritain masa-masa kita bersama, menikmati rimbunnya pohon di taman sekolah sambil makan Cimol

Eval

Maap telat, harusnya 10 bulan kemaren postingnya :$ Januari 2011:  jogja wooy, berangkat sendirian, pulang bawa kaos Jogja United :D momen final Kalkulus dapet D ~ Februari 2011 : KHS keluar, tapi jangan tanya IP nya X_X *bad moments* Maret 2011:  momen gila-gilaan ngejalanin 22 sks! Taruhan nilai.. :/ April 2011:  memulai jadi jurnalis dan jadi anak alam, Coban Talun broo.. ~ Mei 2011:  dem. dem. dudidem. Mayan, EXP jadi pubdekdok nambah :p Juni-Juli 2011:  huwow, bulan-bulan terberat di akademis maupun non-akademis ~ Agustus 2011:  kerja di 2 organisasi sekaligus :3 September 2011:  my month, haha :D ~ Oktober 2011:  jadi anak alam lagi beroo, Cuban Ra'is! :D ~ November 2011:  Rentetan tanggung jawab muncul ~ Desember 2011:  huwow, jadi panitia Seminar IT-Airlangga Loves Batik, berkesan banget, Acaranya Luar Biasa! ~ seperti biasa, resolusi 2012 ini panjangnya bakal melebihi panjang notes ini :D

Wajahnya Bersemu Merah

Ketika itu, sejuk. hembusan bayu mengusap kulit dengan lembut. ketika itu, damai, embun yang membasuh kaki dengan halusnya. Ketika itu, ceria, pohon yang menyapa tiap daunnya. Ketika itu, bahagia, gemericik air melewati pematang. Ketika itu, cerah, tiap titik-titik awan yang tergantung. Ketika itu.... Ya, ketika itu! apa lagi kata yang harusnya kutulis untuk melukiskan saat-saat itu! HAH?! KATA APA LAGI YANG BISA MENGGAMBARKAN BETAPA INDAHNYA SAAT-SAAT ITU?! aku bukan marah padamu. aku marah pada diriku sendiri karena tak mampu melukiskan keindahan . Saat itu, fajar menyapa bumi lewat langit. aku merindukan langit timur itu, yang bersemu merah melirik sang bumi.

Merindukanmu..

Hutan dan seisinya tampak kalut hari ini? aku tak tau kenapa. yang kutahu hanyalah potongan sajak dari rerumputan basah yang kuinjak dengan lembut pagi ini. "..kemana perginya sang hujan ketika kami ingin merasa kedinginan?" aku berusaha menafsirkannya, aku berusaha memahami setiap titik dan tanda baca. potongan itu berusaha menyiratkan sesuatu. 5 tahun sebelumnya. aku merasa bangga bisa menjelajah tempat hijau seperti itu. bahkan gemericik aliran sungai bening murni itu masih kuingat. segarnya udara mencekik tiap alveoli di paru-paru. ya, mencekik, tapi mencekiknya dengan lembut, dengan penuh rasa sayang. Aku mulai mengikis tiap detik ingatan yang ada. ya. ya dan ya. aku tau mengapa semua seperti ini.. yang bisa kulakukan hanyalah menanam calon-calon peneduh rumput, calon-calon tempat bernaung sang burung. hanya itu yang bisa kulakukan. "Oh rumput, bangsaku ingin meminta maaf pada bangsamu dan teman-temanmu, kusampaikan maaf mereka lewat para bibit ini. maaf membuatmu

Partisi: Siang Terik-Sang Asongan-Langit Mendung

#halah Langit tak berpayung siang ini. Terik menusuk. Matahari menyelipkan hangatnya pada peluh. Sesekali angin berhembus.  Debu jalanan merelakan dirinya terbang, terbuai, ditengah deru besi bising kendaraan Ditengah kebisingan itu. Kutemukan kesunyian. Sang Asongan. Bermandikan peluh, mengejar makan! Menjajakan dagangan, kepada Hantu-hantu kota, yang Tak melirik, apalagi tergerak. Hasratku mengambil jasanya menjaja dagangan, mengisi sakunya dengan beberapa receh yang kusimpan. Tanpa balasan. Namun kemana kau pergi? Setelah ku melihat pasukan coklat itu? Iyakah larut bersama hantu-hantu? Langit jadi mendung. Dari kelabu turun air. Dari panas menetes air. Hidup harus berjalan. Jangan patah arang pejuang jalanan. Kau hebat. Bisa bertahan dalam suntuknya keaadan. Sang asongan :)